Kamis, 17 Maret 2016

PMRI

Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia


Hai kawan, dalam kesempatan ini saya ingin membagikan sesuatu yang tentunya sangat bermanfaat bagi kita. Sudah bisa ditebak dari judulnya adalah PMRI (Pengembangan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia). Seperti yang kita alamai pada masa sekarang, sistem pendidikan khususnya dalam pembelajaran tentunya selalu mencari sesuatu yang baru yang realistik (nyata) dan inovatif. Pendekatan PMRI sudah sangat terkenal dimasa sekarang tentunya. Kata realistic merujuk pada pendekatan dalam pendidikan matematika yang telah dikembangkan di  netherland belanda, pendekatan ini mengacu pada pendapat freudenthal (Gravermeijer, 1994) yang menyatakan bahwa matematika harus dikaitkan dengan realita dan matematika merupakan aktivitas manusia (mathematics as a human activity). Ini berarti bahwa matematika harus dekat dan relevan dengan kehidupan anak sehari-hari. Matematika sebagai aktivitas manusia berarti bahwa manusia diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menemukan kembali ide dan konsep matematika. Pendekatan ini kemudian dikenal dengan nama Realistic Mathematics Education (RME).
Dasar filosofi yang digunakan dalam PMRI ini adalah kontrukstivisme yaitu dalam memahami suatu konsep matematika siswa diharapkan membangun dan menemukan sendiri pemahamnnya. Karakteristik dari pendekatan ini adalah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk membangun pemahaman tentang konsep yang baru dipelajarinya.
Menurut Prof.Zulkardi (2000) PMRI  adalah pendekatan yang bertitik tolak dari hal-hal yang real ‘nyata’ bagi siswa, serta menekankan keterampilan proses berdiskusi dengsn teman sekelas sehingga pada akhirnya hasil penemuanya tersebut dapat ia gunakan untuk menyelesaikan masalah baik secara individu maupun masalah kelompok.

Karakteristik PMRI

Soedjadi, Zulkardi dan Asikin mengkarateristikan pembelajaran PMRI menjadi 5 yaitu sebagai berikut:
1.     menggunakan masalah kontekstual ( the use of context).
Pembelajaran diawali dengan menggunakan masalah kontekstual ( dunia nyata) dan tidak dimulai dari sistem formal. Masalah kontekstual yang diangkat sebagai topik awal pembelajaran harus merupakan masalah sederhana yang diketahui oleh siswa.
2.     Menggunakan model ( use models, bridging by vertical instrument).
Istilah model berkaitan dengan masalah situasi dan model matematika yang dikembangkan sendiri oleh siswa, mengaktualisasikan masalah kebentuk visual sebagai sarana untuk memudahkan pengajaran.
3.      Menggunakan kontribusi siswa (student contribution).
Konstribusi yang besar diharapkan pada proses belajar mengajar datang dari siswa artinya semua pikiran ( konstruksi dan produksi) dihasilkan oleh siswa itu sendiri.
4.     Interaksi ( interactivity).
Mengoktimalkan proses pembelajaran melalui interaksi siswa dengan guru dan siswa dengan sarana dan prasarana merupakan hal terpenting dalam pembelajaran matematika realistik.
5.     Terintegrasi dengan topic lainnya (intertwining).
Struktur dan konsep matematika saling berkaitan maka dari itu, keterkaitan antar topik (unit pelajaran) tersebut harus dieksplorasi agar proses pembelajaran menjadi lebih bermakna. 

Pada Pembahasan PMRI akan lebih menarik lagi dan menambah wawasan dengan mengunjungi alamat http://p4mri.net/new/?tag=pmri.

Saya pribadi sangat beruntung dapat secara langsung dibimbing 
oleh Prof.Dr.Zulkardi,M.I.Komp.,M.Sc adalah dosen di Universitas Negeri Sriwijaya yang sangat ahli dan mempunyai banyak pengalaman tentang PMRI.

Sumber : Asti Talia

1 komentar: